makalah sifat Allah al-adl
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan
kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami
boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul “SIFAT ALLAH
SWT (AL’ADL)”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajari nya.
Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah
ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat.
Kampar, 25 Agustus 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Pengertian Al‘adl ........................................................................................ 2
B. Penjelasan
Mengenai Al’adl ........................................................................ 3
C. Penjelasan Umum Al‘adl ............................................................................. 5
D. Tanda-tanda Allah Bersifat Al‘adl .............................................................. 8
E. Ciri-ciri Orang Yang Bersifat Adil .............................................................. 9
F. Contoh Sifat Adil Dalam Kehidupan
Sehari-hari ........................................ 10
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman
kepada Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa
Allah Swt , itu benar-benar ada dengan segala kesempurnaan-Nya untuk mengetahui
kesempurnaanya salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99
Asmaul Husna.
Sesungguhnya kesempurnaan Allah Swt itu dapat kita rasakan
dengan kehidupan sehari-hari dari segala apa yang diciptakannya , Allah
menciptakan matahari, laut,air, udara binatang, dan lain sebagainya untuk
menunjukkan kesempurnaanya Allah tidak membutuhkan peribadatan manusia , tetapi
manusialah yang membutuhkan adanya Allah, manusia harus selalu meminta dan
memohon perlindungan kepada Allah denga berdoa menggunaakan Asmaul Husna.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Menjelaskan
apa penjelasan sifat al-‘adil !
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Al’adl
a. Menurut
Bahasa
Menurut bahasa al’Adl artinya Yang
Maha Adil . Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari
diskriminasi, ketidakjujuran.
b. Menurut
Istilah
Menurut istilah al’Adl mempunyai arti bahwa Allah SWT adalah
Dzat yang maha adil, yaitu dia maha adil dalam memberikan hukuman pada hambanya
yang bersalah, tanpa pilih kasih, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
DIALAH Yang memiliki keadilan yang bersifat Mutlak. Keadilan lawan dari
kezaliman yang menyebabkan penderitaan, kerusakan dan sakit hati, sedangkan
keadilan menjamin adanya kedamaian keseimbangan, kesetaraan dan keselarasan.
Allah yang Maha Adil adalah musuh orang orang yang zalim. Dia akan membenci
orang orang yang mendukung kezaliman. Adil adalah kemuliaan dan pertanda
kebaikan seorang
muslim.
Apa yang di perbuat Allah adalah
sesuatu yang adil, karena Allah Maha Melihat yang telah dan akan terjadi di
kemudian hari yang nyata atau yang tersembunyi. Disamping itu, dialah yang Maha
Mengetahui, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, semua yang diciptakan-NYA
adalah untuk membuat kita lebih bersyukur atas segala yang kita miliki dan yang
terjadi kepada diri kita. Allah mengetahui apa yang terbaik bagi mahluk-NYA,
dan hanya Allah yang mengetahui nasib kita, perwujudan dari nasib itu adalah
keadilan-NYA.
Menurut
penelitian M. Quraish Shihab, al’Adl
berarti :
1.
Pertama,
al’adl dalam arti “sama”. Pengertian ini yang paling banyak terdapat
di dalam al-Qur‟an. al’ Adl dengan arti sama (persamaan) pada ayat-ayat
tersebut yang dimaksud adalah persamaan dalam hak.
2.
Kedua,
al’Adl dalam arti “seimbang”. Pengertian ini ditemukan di dalam Surat
al-Infithar (82):7.
3.
Ketiga,
al’Adl dalam arti “perhatian terhadap hak individu dan memberikan hak itu
kepada setiap pemiliknya”. Pengertian inilah yang didefinisikan dengan
“menempatkan sesuatu pada tempatnya”atau “memberi pihak lain haknya melalui
jalan yang terdekat”. Lawannya adalah kezaliman, yakni
pelanggaran terhadap hak pihak lain.
4.
Keempat,
al’Adl dalam arti yang dinisbahkan kepada Allah. al’Adl di sini berarti
memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah
kelanjutan eksistensi dan perolehan rahmat saat terdapat banyak
kemungkinan untuk itu.
B.
Penjelasan
Mengenai Al’adl
Q.S dan Ayat Yang Berkaitan Dengan Al’adl.
·
QS. Al-Hadid : 25

Terjemahan
:
“Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya manusia dapat
menegakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)
dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa.” (QS.
Al-Hadid : 25)
Makna
kandungan :
Ayat di atas menyebutkan bahwa beban untuk menciptakan
keadilan sosial dalam masyarakat itu merupakan tugas yang dibebankan kepada
para utusan Allah, termasuk Muhammad SAW, sang nabi akhir zaman. “Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca” dengan tujuan “supaya
manusia dapat menegakan keadilan”. Selain itu, ayat di atas juga mengungkapkan
kalimat “Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia…” sebagai landasan akan adanya suatu kekuasaan
hukum untuk memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar aturan dan
mengkhianati keadilan.
Islam tidak hanya mengurusi satu aspek saja dari kehidupan
manusia, akan tetapi semua aspek kehidupan manusia, ini menunjukan Islam
sebagai rahmatan lil ‘alamin. Bukan hanya adil dalam masalah moral dan
spiritualitas saja, tetapi benar-benar meliputi seluruh dimensi kehidupan umat
manusia.Dan itu sudah bukan hal yang bisa ditawar-tawar lagi, hal itu adalah
niscaya adanya.Mencakupi aspek ekonomi, etika, hukum, politik, dan lain
sebagainya. Karena hanya dengan adanya suatu sinergitas antara seluruh aspek
tersebutlah, jaminan atas suatu stabilitas sosial itu akan terjaga dan lestari.
Dalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa selain adil , Allah juga Maha kuat
dan Perkasa.
·
Q.S Ash-Shuraa
: 17

Terjemahan
:
Allah-lah
yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca
(keadilan).Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?” ( Q.S Ash-Shuraa :17).
Makna kandungan :
Allah menurunkan kitab dengan membawa kebenaran dan neraca
keadilan. Maksudnya wahyu yang sesungguhnya merupakan neraca untuk
menimbang semua persoalan moral dengan standar keadilannya yang mutlak yang
merupakan sumber yang abdi bagi keadilan.Di dalam ayat tersebut juga menyakan
apakah kita tahu bahwa hari kiamat sudah dekat (sudah akan terjadi ?)
C.
Penjelasan
Umum Al’adl
Kata ini adalah kata dasar, di mana Allah menyifatkan
diri-Nya sebagai sifat mubalaghah, yakni
bersifat adil yang sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya
maupun dalam perbuatan-Nya. Di antara hukum-Nya mengenai hak hamba-hamba-Nya
adalah, bahwasanya tidak ada bagi manusia itu kecuali apa yang dia usahakan,
dan bahwa hasil dari segala usahanya itu akan dilihatnya.
Apa
yang di perbuat Allah adalah sesuatu yang adil, karena Allah Maha Melihat yang
telah dan akan terjadi di kemudian hari yang nyata atau yang tersembunyi.
Disamping itu, dialah yang Maha Mengetahui, Yang Maha Pengasih, Yang Maha
Penyayang, semua yang diciptakan NYA adalah untuk membuat kita lebih bersyukur
atas segala yang kita miliki dan yang terjadi kepada diri kita. Allah
mengetahui apa yang terbaik bagi mahluk NYA, dan hanya Allah yang mengetahui
nasib kita, perwujudan dari nasib itu adalah keadilan NYA.
Selain
nama indah Allah al 'Adl, kita harus belajar menjadi orang yang lebih
bersyukur, tawakkal kepada Allah dan ridha atas segala ketentuannya, berserah
diri kepada-NYA yaitu menerima tanpa prasangka atau keluhan nasib nasib yang
nampak kurang baik. Insya Allah keadilan Allah akan terungkap kepada kita.
Hamba
yang memiliki sifat al’Adl adalah orang yang senantiasa memperlakukan ketentuan
terhadap dirinya apa apa yang ingin diberlakukannya kepada orang lain.
Tindakannya tidak dilakukan atas dasar rasa marah, dendam atau kepentingan
dirinya sendiri dan perbuatannya tidak pernah merugikan orang lain. Dia
bertindak dan berbuat sesuai hukum Allah dan memberikan hak hak orang lain
sesuai dengan hak yang mereka miliki, implikasinya adalah keadilan harus
ditegakkan baik kepada musuh musuh yang kita miliki.
Sesungguhnya orang-orang yang saleh berada di dalam surga
yang penuh dengan kenikmatan, dan bahwa orang-orang durhaka akan dimasukkan ke
dalam api neraka jahanam, harus adil, tidak memihak untuk menyesuaikan
dengan benar, untuk membuat bahkan untuk meluruskan, memperbaiki,
menegakkan keadilan untuk menyeimbangkan, mengimbangi, untuk membuat yang
sama, seragam untuk mengaktifkan salah satu dari sesuatu, benar langsung
untuk membuat nyaman dengan apa yang benar.
untuk membuat nyaman dengan apa yang benar.
Demikian
pula bahwa orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik
hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat)
yang berlaku. Dalam Al Quran, kata ‘adl disebut juga dengan qisth (QS Al
Hujurat 49:9).
Dengan
demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak
memihak kecuali kepada kebenaran. Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan
suku, bangsa maupun agama. Keberpihakan karena faktor-faktor terakhir—bukan
berdasarkan pada kebenaran– dalam Al Quran disebut sebagai keberpihakan yang
mengikuti hawa nafsu dan itu dilarang keras (QS An Nisa’ 4:135). Dengan sangat
jelas Allah menegaskan bahwa kebencian terhadap suatu golongan, atau individu,
janganlah menjadi pendorong untuk bertindak tidak adil (QS Al Maidah 5:8).
Mengapa
Islam menganggap sikap adil itu penting? Salah satu tujuan utama Islam adalah
membentuk masyarakat yang menyelamatkan; yang membawah rahmat pada seluruh alam
–rahmatan lil alamin (QS Al Anbiya’ 21:107). Ayat ini memiliki sejumlah
konsekuensi bagi seorang muslim:
1. Pertama, seorang muslim harus
bersikap adil dan jujur pada diri sendiri, kerabat dekat , kaya dan miskin. Hal
ini terutama terkait dengan masalah hukum (QS An-Nisa’ 4:135). Penilaian,
kesaksian dan keputusan hukum hendaknya berdasar pada kebenaran walaupun kepada
diri sendiri, saat di mana berperilaku adil terasa berat dan sulit.
2. Kedua, keadilan adalah milik seluruh
umat manusia tanpa memandang suku, agama, status jabatan ataupun strata sosial.
Oleh karena itu, seorang muslim wajib menegakkan keadilan hukum dalam posisi
apapun dia berada; baik sebagai hakim, jaksa, polisi maupun saksi.
3. Ketiga, di bidang yang selain
persoalan hukum, keadilan bermakna bahwa seorang muslim harus dapat membuat
penilaian obyektif dan kritis kepada siapapun. Mengakui adanya kebenaran,
kebaikan dan hal-hal positif yang dimiliki kalangan lain yang berbeda agama,
suku dan bangsa dan dengan lapang dada membuka diri untuk belajar (Q.S Yusuf
16:109) serta dengan bijaksana memandang kelemahan dan sisi-sisi negatif
mereka. Pada saat yang sama, seorang muslim dengan tanpa ragu mengkritisi
tradisi atau perilaku negatif yang dilakukan umat Islam.
Dengan demikian, dapatlah
disimpulkan bahwa seorang individu muslim yang berperilaku adil akan memiliki
citra dan reputasi yang baik serta integritas yang tinggi di hadapan manusia
dan Tuhan-nya. Karena, sifat dan perilaku adil merupakan salah satu perintah
Allah (Qs Asy Syuro 42:15) dan secara explisit mendapat pujian (QS Al A’raf
7:159).
Perilaku adil, sebagaimana
disinggung di muka, merupakan salah satu tiket untuk mendapat kepercayaan
orang; untuk mendapatkan reputasi yang baik. Karena dengan reputasi yang baik
itulah kita akan memiliki otoritas untuk berbagi dan menyampaikan nilai-nilai
kebaikan dan kebenaran dengan orang lain (QS Ali Imran 3:104). Tanpa itu,
kebaikan apapun yang kita bagi dan sampaikan hanya akan masuk ke telinga kiri
dan keluar melalui telinga kanan. Karena, perilaku adil itu identik dengan
konsistensi antara perilaku dan perkataan (QS As Saff 61:3).
Adil menurut salah seorang tokoh dibagi menjadi 2 yakni,
Adil yang berhubungan dengan perseorangan dan adil yang berhubungan dengan
kemasyarakatan.
Adil
perseorangan adalah tindakan memihak kepada yang mempunyai hak, bila seseorang
mengambil haknya tanpa melewati batas, atau memberikan hak orang lain tanpa
menguranginya itulah yang dinamakan tidak adil.
Adil dalam segi kemasyarakatan dan pemerintahan misalnya
tindakan hakim yang menghukum orang-orang jahat atau orang-orang yang
bersengketa sepanjang neraca keadilan.Jika hakim menegakan neraca keadilanya
dengan lurus dikatakanlah dia hakim yang adil dan jika dia berat sebelah maka
dipandanglah dia zalim.Pemerintah dipandang adil jika dia mengusahakan
kemakmuran rakyat secara merata, baik di kota-kota maupun di desa-desa.
1.
Kejadian
Manusia;
a) Allah jadikan kejadian manusia
sempurna dengan tubuh badan & akal fikiran supaya mereka dapat menjalani
kehidupan normal
b) Walaupun ada kalangan manusia yang
dijadikan cacat namun Allah yang Maha adil tidak membebankan mereka dengan
tugas & tanggungjawab seperti orang sempurna.
c) Kedudukan segala anggota manusia
dicipta Allah sesuai dengan fungsinya untuk kebaikan manusia.
a) Keadilan Allah teserlah melalui
ciptaan muka bumi dengan pelbagai iklim yang sesuai dengan keperluan setempat.
Contohnya penduduk di iklim
khatulistiwa menjadikan nasi sebagai makanan asasi mereka kerana iklim &
muka bumi mereka sesuai utk tanaman padi. Manakala roti menjadi makanan asasi
bagi penduduk di kawasan medeterenean kerana iklim & mukabumi mereka sesuai
untuk tanaman gandum.
3.
Hukum
& Peraturan
a)
Semua
hukum & peraturan yang ditetapkan Allah kepada manusia adalah adil &
seksama untuk mewujudkan keadilan & kesejahteraan hidup manusia &
masyarakat
Contohnya : Allah mewajibkan orang
kaya mengeluarkan zakat & orang miskin pula berhak menerima zakat
1.
Diri
Sendiri
a. Menggunakan nikmat Allah, seperti :
(akal, penglihatan,.pendengaran, tangan & kaki) dengan cara terbaik.
b. Menunaikan hak diri sendiri, seperti
: menetapkan masa bekerja/belajar, beribadat, beriadah & berehat.
2.
Masyarakat
a.
Tenang
membuat keputusan setelah menyiasat & alasan.
b.
Menggunakan
harta awam dengan cermat & teliti.
c.
Memberi
hak orang lain tanpa memandang status.
3.
Negara
a.
Menggunakan
kemahiran untuk membangun tamadun gemilang.
b.
Memelihara
kesetabilan ekonomi dengan perbelanjaan berhemat .
c.
Agihkan
segala kekayaan keistimewaan kepada masyarakat
1. Negara Aman tentram.
2. Masyarakat hidup Bersatu padu.
3. Wujud pakar-pakar dalam berbagai
bidang.
4. Diberkati & dirahmati oleh
Allah.
5. Dihormati & disegani oleh orang
lain.
1.
Kehidupan
tidak Aman.
2.
Berlaku
perpecahan dalam Masyarakat.
3.
Keharmonian
kaum terhakis dan Rosak.
4.
Tidak
mendapat pengHormatan orang lain.
5.
Kestabilan
Ekonomi negara tergugat.
6.
Mendapat
Kemurkaan Allah.
F.
Contoh
Sifat Adil Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Adil adalah memberikan
sesuatu sesuai porsinya, misalkan saja saat regu kur menyanyi, atau sedang
berlangsungnya upacara, orang yang pendek disuruh berbaris di baris paling
depan, dan berurutan hingga yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut bahasa al’Adl artinya Yang
Maha Adil . Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari
diskriminasi, ketidakjujuran.
Menurut istilah al’Adl mempunyai arti bahwa Allah SWT adalah
Dzat yang maha adil.
Q.S dan Ayat Yang Berkaitan Dengan Al’adl.
·
QS. Al-Hadid : 25
·
Q.S Ash-Shuraa
: 17
B.
Saran
Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://salsabilamld.wordpress.com/2014/10/04/makalah-asmaul-husna-by-salsabila-maulida-ashri/
http://muslihhm.blogspot.com/2014/05/makalah-asmaul-husna.html
Komentar
Posting Komentar