makalah badminton
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan
kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami
boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul “BADMINTON
(Bulu Tangkis)”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajari nya.
Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah
ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat.
Terima kasih kepada Guru Pembimbing
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
Kampar, 08 Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ............................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C.
Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.
Sejarah Permainan Bulutangkis .................................................................... 2
B.
Perkembangan Olahraga Bulutangkis
di Indonesia ..................................... 5
C.
Teknik Dasar Permainan Bulutangkis
.......................................................... 6
D.
Peraturan Permainan, Perwasitan,
dan Penyelenggaraan Pertandingan Bulutangkis 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13
A. Kesimpulan .................................................................................................. 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bulutangkis merupakan cabang
olahraga yang populer di Tanah Air kita. Fakta menunjukkan bahwa di perkotaan,
lapangan bulutangkis terdapat hampi di setiap Rukun Warga (RW), sering
jumlahnya lebih dari sebuah. Di pedesaan pun dapat dijumpai lapangan
bulutangkis. Banyaknya lapangan bulutangkis itu menggambarkan betapa populernya
cabang olahraga di negara kita. Indonesia memang merupakan negara yang memiliki
pemain-pemain bulutangkis yang handal. Tunas-tunas pebulutangkis pun merekah di
mana-mana. Wajah-wajah baru muncul di arena kejuaraan daerah maupun kejuaraan
nasional. Nama-nama baru pebulutangkis tercantum dalam daftar peserta dalam
berbagai even internasional sebagai utusan bangsa Indonesia. Banyak yang
berhasil menjadi juara, mengharumkan nama bangsa. Oleh karena itu, tunas-tunas baru harus ditumbuhkan agar muncul
bintang-bintang junior untuk mengganti para bintang senior yang mulai pudar
sinarnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
sejarah bulutangkis ?
2.
Apa
saja teknis dasar permainan bulutangkis ?
3.
Bagaimanakah
peraturan permainan, perwasitan, dan teknik penyelenggaraan pertandingan
bulutangkis ?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman penulis mengenai
masalah yang dibahas dalam makalah ini. Selain itu, tujuan penulisan ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Telaah Artikel.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Permainan Bulutangkis
Bulutangkis meskipun dikenal sebagai
permainan yang dilahirkan di Poona India, dipopulerkan di Inggris setelah dia
menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton sendiri diambildari nama
wilayah tanah pertanian milik bangsawan Inggris, kemudian ini yang menjadi nama
ajang pertandingan. Di Indonesia permainan ini diduga masuk lewat orang Eropa
yang membawanya ketika mereka datang ke mari. Pada awalnya bulutangkis banyak
dimainkan di Jawa dan Sumatera, khususnya Medan yang memiliki perkebunan milik
orang asing. Sebelum merdeka sudah banyak klub didirikan dan mereka itu membuat
pertandingan regular antar pemain.
Di Jawa, kota-kota yang memiliki
klub selain Jakarta adalah Bandung, Tegal, Purwokerto, Surabaya. Dari kompetisi
tak resmi muncullah sejumlah nama seperti Sudirman, Ferry Sonneville. Setelah
itu baru diadakan kejuaraan tingkat nasional. Setelah memiliki pemain nasional,
dwitanding kemudian diadakan antar negara, khususnya dengan Malaya yang waktu
itu masih terdiri dari Malaysia dan Singapura. Malaya merupakan negara
terkemuka di dunia karena keberhasilan sejumlah pemain mereka menjadi juara di
Eropa.
Indonesia sendiri mulai berkiprah di
tingkat internasional ketika Tan Joe Hol menjadi juara All England tahun 1957.
Setelah itu semakin diakui ketika menjadi juara piala Thomas dengan mengalahkan
raksasa Malaya dan mulai aktif di berbagai kejuaraan di Eropa. Pemain putri
juga muncul dan mendapat nama setelah merebut pula Uber tahun 1975. Pada saat
itu demam bulutangkis dengan pemain top seperti Rudy Hartono, Christian
Hadinata, Ade Chandra, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, sangat luar biasa dan membuat
olahraga bulutangkis menjadi olahraga nomor satu di Indonesia. Indonesia
memasuki babak baru karena merebut dua medali emas Olimpiade Barcelona 1992,
yang terus bisa dipertahankan dengan merebut emas pula di Olimpiade Athena 1996,
dan Olimpiade Sidney 2000.
1. Sejarah Thomas Cup
Sekitar tahun 1920 – 1933 yang
menjadi juara All England Championship adalah Sir George Thomas, dilahirkan
tahun 1881 dan meninggal tanggal 23 Juli 1972. Selain menjadi juara perorangan,
ia juga selalu menjuarai ganda putra dan ganda campuran. Selama 30 tahunGeorge
Thomas keluar sebagai juara dalam 90 pertandingan nasional di Eropa dan 50 kali
menjuarai kejuaraan internasional. Selain tampil sebagai pemain yang sukses di
gelanggang pertandingan, George Thomas juga seorang ahli dalam organisasi. Ia
adalah presiden IBF yang pertama ketika organisasi bulutangkis dunia tersebut
didirikan pada tahun 1934 dan berlanjut sampai 1955.
Pada
tahun 1939 Sir George Thomas mengemukakan usulan dalam pertemuan IBF untuk
mengadakan perebutan kejuaraan bulutangkis beregu putra yang bersifat
internasional. Ia mempersembahkan piala pada tahun 1939 untuk diperebutkan pada
tahun 1941/1942. Piala ini dibuat di Londondari bahan perak berlapis emas
dengan ukuran tinggi 28 inchi, lebar 16 inchi dan terdiri dari tiga bagian,
yaitu dasar, badan piala, dan tutup. Bagian tutupnya dihiasi patung seorang
pemain pria. Kemudian diselenggarakan perebutan piala Thomas yang pertama
kalinya di Preston Inggris, yang diikuti oleh Kanada, Denmark, Inggris,
Perancis, Irlandia, Wales, USA, dan Malaya. Dalam kejuaraan tersebut Malaya
keluar sebagai juara setelah mengalahkan Denmark 8–1.
Tahun
1957/1958 merupakan perebutan piala Thomas yang keempat kalinya, dan untuk
pertama kalinya Indonesia turut serta. Prestasi Indonesia saat itu sungguh luar
biasa, karena sebagai regu yang tidak diperhitungkan pada akhirnya mampu
menundukkan juara bertahan Malaya dengan angka 6–3. Setelah itu praktis
Indonesia merajalela mempertahankan dan memiliki piala Thomas sampai tahun
1984, diseling tahun1967 oleh Malaysia dan Cina tahun 1982. Pada tahun 1986
sampai 1990 piala Thomas mendekam di Cina dan tahun 1992 di Malaysia. Baru pada
tahun 1994 piala Thomas kembali ke Indonesia dan bersanding kembali dengan piala
Uber untuk yang kedua kalinya setelah tahun 1975.
2. Sejarah Uber Cup
Piala Uber adalah lambang supremasi
bulutangkis beregu putri, yang pada mulanya diperebutkan dalam kurun waktu tiga
tahun sekali. Namun setelah pertemuan IBF tanggal 19 Mei 1982 berubah menjadi 5
partai. Pelaksanaannya bersamaan dengan perebutan piala Thomas, dengan sistem
dan partaiyang sama. Piala ini merupakan sumbangan dari pemain terkenal
Inggris, H.S. Uber yang selama kurang lebih 25 tahun berada di arena
bulutangkis internasional. Uber sebenarnya memulai karirnya dalam bulutangkis
tahun 1926. Kemudian dalam tahun-tahun berikutnya karirnya terus meningkat.
Tercatat mulai tahun 1935 – 1938 Uber pernah menjadi juara tunggal putriAll
England (1935), juara ganda putri (1937, 1938), dan ganda campuran bersama
suaminya, D.C. Hume, pernah tercatat sebagai pasangan yang tak terkalahkan
selama tahun 1930 sampai tahun 1938. Selama karirnya dalam bulutangkis pernah
menjuarai tak kurang 40 turnamen. Piala Uber secara fisik berbentuk globe dengan
bagian atasnya terdapat patung seorang pemain bulutangkis putri yang sedang
mengayunkan raket. Piala ini terbuat dari perak setinggi kurang lebih 40 cm (18
inchi) dibuat oleh Messrs Mappin dan Webb of London.
Pada tahun
1956/1957 ditetapkan sebagai turnamen memperebutkan piala Uber pertama kali,
yang diiikuti oleh Malaya, Hongkong, India yang tergabung dalam zona Asia,
Irlandia, Swedia, Skotlandia, Denmark, Inggris yang tergabung dalam zona Eropa
serta Amerika Serikat dan Kanada dalam zone Amerika. Juaranya adalah Amerika
Serikat setelah mengalahkan Denmark di final. Indonesia sendiri ikut serta
untuk pertama kalinya pada kontes kedua tahun 1959/1960 dan Indonesia baru
menjadi juara untuk pertama kalinya pada tahun 1975. Setelah itu tidak ada lagi
juara. Indonesia seolah-olah ditelan oleh keperkasaan regu negara lain. Pada
perebutan piala Uber yang ke-15 kalinya tahun 1994 di Jakarta, Indonesia
berhasil merebutnya kembali dari juara bertahan Cina, kemudian dipertahankan di
Hongkong pada tahun 1996. Dan terakhir kalinya Indonesia memboyong piala Uber
terjadi pada tahun 1994 yang disandingkan dengan piala Thomas.
B.
Perkembangan
Olahraga Bulutangkis di Indonesia
Olahraga bulutangkis semakin populer
di Indonesia. Gerakan olahraga bulutangkis merupakan salah satu kegiatan di
kalangan masyarakat Indonesia yang ikut menunjang terbentuknya manusia
Indonesia, yang tidak saja sehat jasmaniah dan rohaniah serta gemar olahraga
semata-mata, melainkan juga dengan satu cita-cita yaitu mengharumkan nama,
harkat, dan derajat negara Indonesia di mata bangsa-bangsa di dunia. Sejak
diresmikannya persatuan olahraga badminton di Inggris, permainan ini mulai
berkembang di beberapa wilayah jajahan Inggris, termasuk Malaysia dan
Singapura. Dari dua negara jajahan Inggris inilah diperkirakan olahraga
badminton masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930.
Perkembangan olahraga bulutangkis di
Indonesia mulai merebak ke beberapa daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur sekitar tahun 1930. Pada tahun 1933 di Jakarta sudah ada perkumpulan
badminton bernama “Bataviase Badminton Bond” (BBB). Selanjutnya berdiri pula
satu perkumpulan lagi yang bernama “Bataviase Badminton League”. Kedua
perkumpulan ini akhirnya bersatu menjadi “Bataviase Badminton Unie” (BBU). Pada
tahun 1942, diusulkan untuk mengganti istilah badminton. R.M.S. Tri
Tjondrokoesoemo yang waktu itu menjabat sebagai Ketua ISI (Ikatan Sport
Indonesia) mengusulkan nama badminton. Usul itu mendapat tanggapan positif dan
diterima baik oleh kalangan pencinta bulutangkis dan menyebar luas di seluruh
pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Nusantara.
Satu tahun kemudian di Jakarta
dibentuk suatu gerakan olahraga dengan nama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga
Rakyat) sebagai induk bulutangkis yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata. Pada
tanggal 4 – 6 Mei 1951 para tokoh bulutangkis menyelenggarakan kongres di
Bandung. Mereka sepakat untuk membentuk badan bulutangkis nasional. Maka pada
tanggal 5 Mei 1951 dibentuklah organisasi bulutangkis nasional dengan nama PBSI
(Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia). Sebagai Ketua PBSI pertama adalah
H.R. Rochdi Partaatmadja dan dua Wakil Ketua yaitu Sudirman dan Tri
Tjondrokoesoemo.
Pada tahun 1953 PBSI secara resmi
menjadi calon untuk menjadi anggota IBF. Ini merupakan langkah awal masuk ke
dunia internasional merealisasi ambisi untuk memboyong piala Thomas yang
merupakan kejuaraan dunia beregu putra.
C.
Teknik
Dasar Permainan Bulutangkis
Untuk dapat bermain bulutangkis
dengan baik terlebih dahulu kita harus memahami bagaimana cara bermain bulutangkis
dan menguasai beberapa teknik/keterampilan dasar permainan ini. Keterampilan
teknik dasar permainan bulutangkis yang perlu dipelajari secara umum dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1.
Cara memegang raket (Grip)
Cara memegang raket tidak begitu sukar karena raket
bulutangkis relatif ringan. Teknik memegang raket yang dianggap baik adalah
teknik memegang raket yang dapat digunakan untuk menerima atau mengembalikan
kok dengan mudah.
2.
Sikap berdiri
a. Sikap berdiri pada saat melakukan
servis ada dua, yaitu :
·
Servis
forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis pendek. Kaki
kiri di depan dan kaki kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada
kaki belakang. Pada saat kok dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
·
Servis
backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di
depan dan kaki kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat
servis dilakukan berat badan pindahkan ke depan.
b. Sikap berdiri pada saat menerima
servis, baik forehand maupun backhand:
·
Sikap
berdiri untuk permainan tunggal adalah berdiri pada daerah servis kira-kira di
tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
·
Sikap
berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi tidak
melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.
Berat badan berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit).
Pada saat servis dilakukan berat badan dipindahkan ke arah datangnya kok,
mungkin ke depan atau belakang tergantung pada jenis servis.
c. Sikap berdiri pada saat rally
Sikap ini
sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia melakukan serangan
atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok, apakah
dari depan, belakang, di atas kepala, di samping atau di bawah. Sebagai
patokan, sikap berdiri pemain tunggal dianjutkan untuk selalu berdiri di
tengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak sejajar.
3.
Gerak kaki (foot work)
Gerak kaki atau kerja kaki adalah
gerakan langkah-langkah yang mengatur badan untuk menempatkan posisi badan agar
memudahkan pemain dalam melakukan gerakan memukul kok sesuai dengan posisinya.
4.
Teknik pukulan (strokes)
a. Pukulan dengan ayunan raket dari
bawah terdiri dari :
·
Servis
·
Under
arm lob mengangkat kok tinggi
b. Pukulan mendatar atau menyamping,
terdiri dari :
·
Drive
·
Dropshot
·
Netting
c. Pukulan dari atas kepala, terdiri
atas :
·
Overhead
lob
·
Overhead
smes
·
Chopped
·
Dropshot
·
Around
the head
·
Servis
D.
Peraturan
Permainan, Perwasitan, dan Penyelenggaraan Pertandingan Bulutangkis
1. Peraturan Permainan
Peraturan permainan ditentukan dan ditetapkan
oleh sidang tahunan organisasi olahraga bulutangkis internasional. Peraturan
ini mulai diperbaiki dan diberlakukan tanggal 1 Agustus 1998 dan berlaku sampai
tahun 2004. Pertengahan tahun 2004 terjadi perubahan dalam pengaturan skor,
yang mulanya untuk ganda putra skor 15 menjadi 21, tunggal putri dari 11
menjadi 21, sedangkan untuk ganda putra, putri, dan campuran dari 15 menjadi
25.
a. Lapangan
Lapangan
harus berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 6,71 meter dan
lebar 6,10 meter, serta tinggi net 1,52 meter.
b. Net dan
tiang
Net terbuat dari tali halus dan
berwarna gelap, lubang-lubangnya berjarak antara 15 – 20 mm. Panjang net
sebaiknya sesuai dengan lebar lapangan yaitu 6,10 meter dan lebarnya 76 cm,
dengan bagian atasnya mempunyai pinggiran pita putih selebar 7,5 cm. Tiang net
ditancapkan tepat pada titik tengah ujung garis samping lapangan. Untuk ganda
tinggi tiang 155 cm. Bagian paling atas net di bagian tengah berjarak 1,524
meter dari permukaan lantai dan pinggiran lapangan berjarak 1,55 meter di atas
garis tepi permainan ganda.
c. Kok
(shuttlecock)
Kok biasanya terbuat dari bulu angsa
buatan pabrik, umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan IBF. Berat kok
kira-kira 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di gabus yang dibungkus kulit
berwarna putih berjumlah antara 14 – 16 buah dan diikat dua tali agar tidak
mudah lepas.
d. Raket
Panjang raket 67,95 cm, kepala raket
mempunyai panjang 29,21 cm, lebar 22,86 cm. Pegangan raket tidak mempunyai
ukuran tertentu, tetapi disesuaikan dengan keinginan orang yang menggunakannya.
e. Penghitungan
(scoring)
Permainan berlaku the best of three
games, artinya maksimal pemain bertanding tiga set (dua set kemenangan). Skor
permainan tunggal putra dan putri adalah 21 angka, sedangkan ganda putra,
putri, dan campuran adalah 25 angka. Jika perhitungan sama-sama mencapai 20
untuk tunggal dan 24 untuk putri, maka terjadi duece dan pihak pertama kali
memperoleh angka tersebut mempunyai hak untuk menetapkan penambahan (setting) 3
angka. Pihak yang memenangkan set pertama berhak untuk melakukan servis pertama
pada set berikutnya.
2. Perwasitan
Seringkali terjadi dalam suatu
kejuaraan seorang atlet merasa dirugikan oleh petugas lapangan, khususnya wasit
yang memimpin pertandingan atau hakim garis sehingga mengganggu konsentrasinya
dan dianggap sebagai penyebab kekalahannya, atau bahkan sang pemain mundur dari
lapangan sebelum pertandingan berakhir. Fenomena tersebut merupakan salah satu
bukti bahwa petugas lapangan (wasit, hakim servis, dan hakim garis) mempunyai
peranan yang besar dalam kesuksesan suatu kejuaraan. Untuk menghindari hal-hal
di atas, seorang wasit harus memperhatikan beberapa hal diantaranya :
1) Menguasai peraturan permainan.
2) Berpenampilan meyakinkan dan mantap.
3) Berwibawa dan mempunyai harga diri.
4) Berpendirian netral dan tidak
memihak kepada salah satu pemain serta bertindak sebagai penengah.
5) Tidak terpengaruh oleh pemain atau
penonton.
6) Bersuara lantang dan jelas untuk
setiap kata-kata yang diucapkan.
7) Selalu cepat tanggap dan inisiatif
dalam mengambil keputusan, terutama bila terjadi kasus pada jalannya
pertandingan yang sedang dipimpinnya.
8) Memiliki wawasan tentang bulutangkis
yang luas.
9) Setiap saat dapat mengikuti
perkembangan perbulu-tangkisan, terutama bila terjadi perubahan peraturan.
10) Berusaha memelihara dan meningkatkan
mutu perwasitan.
3. Penyelenggaraan Permainan
Bulutangkis.
a. Sistem
pertandingan
Dalam menentukan sistem pertandingan
bulutangkis perlu dipertimbangkan beberapa faktor berikut :
·
Tujuan
pertandingan
·
Sarana
dan prasarana
·
Waktu
yang tersedia
·
Tenaga
pelaksana
·
Jumlah
peserta
·
Dukungan
dana
Pada
dasarnya ada dua macam sistem pertandingan, yaitu :
a) Sistem gugur, yaitu tata cara
pelaksanaan pertandingan yang menetapkan bahwa setiap peserta yang telah kalah
dinyatakan gugur dan tidak berhak mengikuti pada pertandingan babak
selanjutnya.
b) Sistem kompetisi
Sistem
kompetisi dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu :
a) Sistem kompetisi penuh, dimana
setiap peserta akan saling berhadapan dua kali dengan lawan yang sama.
b) Sistem setengah kompetisi, dimana
peserta saling berhadapan satu kali.
b. Undian
pertandingan (drawing)
Cara melaksanakan undian
pertandingan bulutangkis nasional dan internasional harus dengan ketentuan yang
berlaku. Panitia tidak akan memberikan izin mengadakan alternatif undian,
kecuali dalam situasi berikut ini :
1) Pemain berhalangan karena
sakit/cedera
2) Pemain pengganti tidak boleh
memiliki ranking yang lebih tinggi dari pemain yang berhalangan.
Penggantian
pasangan tunggal diizinkan apabila :
1) Pemain pengganti itu sudah termasuk
nominasi dari asosiasi nasional yang bersangkutan.
2) Pemain itu tidak mengikuti turnamen
tersebut.
Penggantian
pasangan ganda :
1) Seorang pemain ganda yang
berhalangan boleh diganti oleh salah seorang pasangan ganda lainnya.
2) Jika pasangan asli mendapat bye dan
kemudian ada pengganti pemain, maka pasangan baru tersebut dapat menempati
posisi semula, kalau tidak maka akan diundi kembali.
c. Qualifying
Rounds
Bila ada pemain yang tidak masuk
maindraw, maka committee tournament mengadakan pertandingan pendahuluan sebagai
babak kualifikasi, yaitu :
1) Melaksanakan sejumlah pertandingan
yang diatur oleh committee.
2) Dianjurkan agar setiap delapan
tempat tidak menempatkan lebih dari satu pemain kualifikasi.
3) Apabila pemain dari maindraw menarik
diri sebelum babak kualifikasi dimulai, committee berhak mengisi lowongan
tersebut dari peserta kualifikasi.
Dalam pembuatan bagan, jika terdapat
bye maka ditempatkan sisipan pada first round dan selalu dimulai dari
pertengahan sebelah bawah, kemudian disusul pada bagian atas, kembali ke bawah,
dan seterusnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bulutangkis merupakan cabang
olahraga yang populer di Indonesia. Banyaknya lapangan bulutangkis
menggambarkan betapa populernya cabang olahraga di negara kita. Bulutangkis
meskipun dikenal sebagai permainan yang dilahirkan di Poona India, dipopulerkan
di Inggris setelah dia menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton
sendiri diambil dari nama wilayah tanah pertanian milik bangsawan Inggris,
kemudian menjadi nama ajang pertandingan.
Di Jakarta dibentuk suatu gerakan
olahraga dengan nama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga Rakyat) sebagai induk
bulutangkis yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata. Pada tanggal 5 Mei 1951
dibentuklah organisasi bulutangkis nasional dengan nama PBSI (Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia). Tahun 1953 PBSI secara resmi menjadi calon
untuk menjadi anggota IBF, ini merupakan langkah awal masuk ke dunia
internasional dalam cabang olahraga bulutangkis.
B.
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun sangat mengharapkan segala saran-saran dan
kritikan bagi para pembaca yang terhormat, yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam
membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang penyusun
laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinata,
Marta dan Tarigan, Herman. 2004. Bulutangkis. Cetakan Pertama.
Jakarta :
Cerdas Jaya.
PBSI.
Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB PBSI.
Komentar
Posting Komentar