makalah lompat tinggi
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan
kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami
boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul “LOMPAT
TINGGI ”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari nya.
Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah
ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini
sehingga dapat memberikan manfaat.
Kampa, 28 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar Belakang ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A.
Pengertian Lompat Tinggi ............................................................................ 2
B.
Sejarah
Lompat Tinggi ................................................................................. 2
C.
Sarana dan
Prasarana ................................................................................... 3
D.
Macam-Macam
Gaya Dalam Lompat Tinggi ............................................... 4
E.
Peraturan dan
Tatacara Perlombaan Lompat Tinggi .................................... 6
F.
Peralatan
.................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lompat tinggi
termasuk salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik.Lompat tinggi itu
sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di
kedua tiangnya.Tujuan dari lompat tinggi adalah mendapatkan lompatan yang
setinggi mungkin.Ketinggian lompatan yang di capai oleh seorang pelompat
terhantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing – masing atlit.
Hingga saat ini,ada dua gaya yang di kenal dalam lompat tinggi,yakni gaya guling
perut ( straddle ) dan gaya flop.Gaya Stradle adalah gaya dimana ketika badan
melewati mistar dengan cepat diputar dan dibalikkan,sehingga sikap badan di
atas mistar telungkup.
Dalam
dunia olahraga, dikenal banyak sekali cabang olahraga, antara
lain adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang
olahraga tersebut, atletik mempunyai peranan penting, karena
gerakan-gerakannya merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya.
Atletik menurut Aip Syarifuddin (1992 :2) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Athlon yang artinya pertandingan, perlombaan,
pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya
dinamakan Athleta (Atlet). Dengan demikian dapatlah dikemukakan, bahwa
atetik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan
yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
Atletik
merupakan dasar untuk melakukan bentuk-bentuk
gerakan yang terdapat didalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan
mengikuti kegiatan latihan atletik, akan dapat diperoleh berbagai
pengalaman yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam
melakukan kegiatan atletik akan dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan,
kelincahan, ketepatan, daya tekan, koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan
percaya diri serta bertanggung jawab (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993 :
60).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi
merupakan olahraga yang menguji ketrampilan meompat dengan melewat tiang
mistar. Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan olahraga
ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut
dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet
minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi
dilakukan di arena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.
Dalam
pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati
ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh
mulai melompat di mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu
lompatan akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat.
Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat
apabila tidak berjaya melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang
sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan
itu berlaku) akan terkeluar daripada pertandinga Seseorang peserta berhak
meneruskan lompatan (walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak
dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara
menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah disebelah atas padang.Setiap
peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika
peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia
dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha
melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan
lompatan tertinggi yang dilewati.
B.
Sejarah Lompat Tinggi
Meskipun event
lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade kuno, kompetisi
lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19 tepatnya di Skotlandia
dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan metode
pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan secara
sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar
dari kecelakaan.
Pada abad ke
-19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh diatas tanah yang berumput dengan
gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi . Gaya ini ternyata banyak
mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi dilakukan
dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di minimalisir.
Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury flop.
C.
Sarana dan Prasarana
1.
Untuk
Awalan
·
Daerah awalan panjangnya tidak terbatas
minimum 15 m
·
Daerah tumpuan harus datar dan tingkat
kemiringanya 1 : 100
2.
Tiang Lompat
Tiang lompat
harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan
kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
3.
Bilah Lompat
Terbuat dari
kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
·
Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan
berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
·
Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00
m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan
ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
·
Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6
cm
4.
Tempat
Pendaratan
Tempat
pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan
ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.
D.
Macam-Macam Gaya Dalam Lompat Tinggi
1.
Gaya Gunting
(Scissors)
Gaya gunting
ini beleh dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih
digunakan gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke 20. maka
antara tahun 1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya
gunting. Karena gaya jongkok kurang ekonomis.
Cara melakukan:
·
Si pelompat mengambil awalan dari
tengah
·
Bila si pelompat pada saat akan
melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendart
(jatuh) dengan kaki lagi.Ø
·
Di udara badan berputar ke kanan,
mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
2.
Gaya Guling
Sisi (Western Roll)
Pada gaya ini
sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila
kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, bdari tengah tapi dari
samping.
3.
Gaya Straddle
Saat di atas
mistar posisi badan telungkup atau mistar dekat perut Pelompat mengambil awalan
dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat
mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada
kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun
itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar
telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk. Pada
waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan
kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur
punggung tangan dan berakhir pada bahu.
4.
Gaya Fosbury
Flop
Posisi badan saat di atas mistar
adalah terlentang atau mistar dekat punggung. Mendarat dengan punggung dengan
di awali lompatan membelakangi mistar berlari dari samping
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1) Lari awalan
yang terlalu cepat
2) Meluruskan kaki
penolak terlalu jauh kedepan.
3) Gerak kombinasi
kaki yang tidak sempurna.
4) Badan condong
mendekati mistar.
5) Posisi tangan
pada mistar terlalu tinggi.
6) Melewati mistar
dalam posisi duduk.
7) Membuat
lengkung badan terlalu awal.
8) Gerak terlambat
dari gaerk angkat kaki akhir.
Hal – hal yang
harus di utamakan :
1) Lari awalan
dengan kecepatan yang terkontrol.
2) Hindari kecondongan
tubuh kebelakang terlalu banyak.
3) Capailah
gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4) Usahakan angkat
vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan tanah.
5) Doronnglah bahu
dan lengan keatas pada saat take off.
6) Lengkungkan
punggung di atas mistar.
7) Usahakan
mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun (bebas).
8) Angkat kemudian
luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
E.
Peraturan dan Tatacara Perlombaan
Lompat Tinggi
Sebelum
perlombaan dimulai, ketua Judge/ Juri harus mengumumkan kepada segenap peserta
lomba tentang tinggi mistar permulaan dan tinggi berikutnya, berapa mistar
lompat akan dinaikkan pada akhir tiap babak/ ronde, sampai tinggal hanya ada
satu orang atlet peserta lomba yang tersisa yang tersisa yang memenangkan
perlombaan, atau terjadi hasil sama untuk kedudukan pertama.
·
Latihan
pemanasan pada Arena Perlombaan
Pada arena
perlombaan dan sebelum dimulai event lomba, tiap peserta lomba boleh melakukan
latihan praktik lomba ( practice trials )
Sekali
perlombaan telah dimulai, peserta lomba tidak diizinkan untuk menggunakan
sarana dan prasarana untuk maksud-maksud latihan, meliputi:
Jalur
ancang-ancang/awalanatau area bertolak atau bertumpu.
F.
Peralatan
Tiang lompat.
Semua bentuk dan model tiang lompat dapat digunakan, asalkan mereka itu kaku
dan kekar. Tiang itu mempunyai penopang yang kokoh untuk mistar lompat. Tiang
lompat ini haruslah cukup tinggi untuk melebihi tinggi sebenarnya terhadap mana
kistar lompat dinaikkan dengan minimum 10 cm. Jarak antara tiang lompat harus
tidak kurang dari 4 meter juga tidak melebihi dari 4,04 meter.
Tiang lompat
atau tiang harus tidak dipindah atau tidak dirubah selama perlombaan
berlangsung kecuali jika wasit memfikirkan bahwa apakah tempat bertumpu atau
bertolak ataukah tempat pendaratan tidak sesuai lagi. Dalam hal ini perubahan
harus dilakukan hanya setelah satu ronde atau babak setelah lengkap selesai
dilakukan.Penopang dan mistar. Penopang ini harus datar dan segi empat, 4 cm
lebar x 6 cm panjang. Ini harus terpasang kokoh pada tiang lompat dan
diletakkan saling berhadapan. Ujung mistar lompat harus duduk atau terletak
diatas penopang sedemikian rupa, sehingga bila mistar disentuh oleh pelompat
ini dengan mudah akan jatuh ketanah baik kedepan maupun kebelakang.Penopang
tidak boleh dibungkus dengan karet atau dengan bahan lain yang memiliki efek
menambah friksi atau geseran antara mereka dengan permukaan mistar lompat, juga
tidak dibenarkan memakai per atau pegas apapun.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lompat Tinggi
adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua
tiangnya. Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat tergantung
dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing-masing atlet. adapun gaya straddle
dimana ketiga badan melewati mistar dengan cepat diputar atau dibalikkan,
sehingga sikap badan di mistar telengkup. Tujuan dari lompat tinggi agar dapat
mencapai lompatan yang setinggi – tingginya. Pada lompat tinggi sama halnya
dengan lompat jauh, yaitu memerlukan :
Awalan biasanya
ancang – ancang itu di pergunakan 3 langkah, 5 langkah dan 7 langkah dan
sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan dibelakang.
Macam-Macam Gaya Dalam Lompat Tingg
1.
Gaya Gunting (Scissors)
2.
gaya guling sisi (Western Roll)
3.
Gaya Straddle
4.
.Gaya Fosbury Flop
DAFTAR PUSTAKA
Aip
Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip
Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Bernhard,
G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh,
Jangkit dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning voor.
Djeugd. Semarang : Dahara Prize.
Carr,
Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Depdikbud.
2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta:
Dharma Bhakti.
--------------.
1997. Kondisi Fisik Anak-anak Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas.
2000. Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga Bagi
PelatihOlahragawan Pelajar. Jakarta.
Engkos,
Kosasih. 1985. Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta.
Akademika Pressindo.
Harsono.
1982. Ilmu Coaching. Jakarta: KONI Pusat.
J.
Matakupan. 1996. TeoriBermain. Jakarta: Depdikbud
Komentar
Posting Komentar